Berbahagialah Anda para sinemator Indonesia, terutama filmmaker digital. Canon telah melansir kamera sinema terbaru yang dapat k

 

ompatibel dengan lensa EF seperti pada Came

ra EOS DSLR.

Canon EOS Cinema memiliki performa tangguh untuk memenuhi kebutuhan produksi industri film, karena didukung oleh sensor CMOS 8.29 megapiksel dan tersedia dalam 2 pilihan model mountlensa yang dikembangkan secara khusus untuk sistem video digital terbaik. Kinerja kamera seharga Rp 179 juta ini terasa lebih andal karena kompatibel dengan lensa mount EF yang biasa digunakan pada kamera DSLR Canon EOS.

Dengan lensa Canon EF, pencahayaan perifer Canon C300 secara otomatis mengoreksi tingkat keredupan objek dengan karakteristik optik lensa dan iris sehingga fungsi kontrol dilakukan langsung oleh kamera. Bagi para filmmaker, kekuatan lensa seperti ini dapat mengelabolari sebuahscene sehingga angle dan dimensi pengambilan gambar menjadi lebih kaya dan kreatif dalam menggugah emosional penonton.

Dilengkapi resolusi tinggi 8,29 megapiksel, Canon C300 sangat direkomendasikan sebagai kamera video konvensional untuk merekam gambar bergerak dengan sensitifitas tinggi dan noise yang minim. Kemampuan diatas merupakan hasil kolaborasi dari sensor Super 35mm CMOS Sensor dan prosesor Digic DV III sebagai teknologi baru yang dikembangkan khusus oleh Canon untuk motion picture. 

Tak hanya itu Canon EOS C300 mampu menyimpan hasil video berkualitas tinggi dengan tingkat perekaman hingga 50 Mbps dalam dua kartu CF. Fitur lainnya adalah Fast-Motion Shooting yang merekam sampai dengan 60x kecepatan normal dan memutar dengan gerak lambat 1/2.5x.



































Berikut produk nikon. :



























Aksesori yang umum dipakai untuk video DSLR

18 January 2014 4,056 views
Mengapa banyak orang yang memilih kamera DSLR sebagai sarana untuk membuat video? Walau sifatnya mungkin sekedar bonus, fitur video di kamera DSLR tidak bisa dibilang ‘asal ada’ dan hasil videonya bukan ‘asal jadi’ melainkan dalam beberapa hal bisa mengalahkan camcorder khusus. Maka itu saat ini mulai banyak orang yang memanfaatkan kamera DSLR untuk membuat klip video baik pribadi maupun komersil, seperti dokumenter, musik, hingga film pendek. Bukan cuma karena praktis, tapi karena alasan teknis yang memang menjadi keunggulan kamera DSLR. Sebutlah misalnya ukuran sensor DSLR yang jauh lebih besar dari kamera rekam video, menjanjikan kualitas video yang oke, ruang tajam (DoF) yang tipis seperti film bioskop, dan gambarnya terlihat aman dari noise walau dipakai di tempat kurang cahaya. Belum lagi dukungan lensa yang beragam untuk segala kebutuhan skenario video seperti lensa lebar, lensa fix dan lensa tele.
Tapi fitur video di kamera DSLR bukanlah fitur utama, karena bagaimanapun kamera DSLR ditujukan untuk memotret. Maka itu desain bodinya tidak dirancang untuk stabil saat merekam video. Maka itu banyak dijual aksesori untuk memaksimalkan fungsi rekam video di kamera DSLR. Aksesori ini beragam fungsinya mulai dari membantu membuat video yang stabil, ada yang untuk membantu manual fokus, hingga membuat hasil video lebih baik lagi. Seperti apa saja aksesorinya, kita simak langsung yuk..

Aksesori Penstabil

Video yang terlihat bergoyang karena tangan kita tidak stabil saat merekam, akan terlihat tidak profesional. Maka itu banyak aksesori yang dibuat supaya kamera bisa tetap stabil saat digenggam. Aksesori ini lebih berguna bila posisi kita merekam adalah handheld seperti saat mengikuti subyek yang direkam, saat meliput dokumentasi perjalanan dan sebagainya.
lowdown-deluxe-rig
Aksesori penstabil umumnya berjenis rig yang digenggam, dan ada juga yang berupa shoulder rig. Prinsipnya, dengan meneruskan beban kamera ke bahu (atau ke dada) maka akan bisa didapat tingkat kestabilan yang lebih baik. Rig juga bisa digunakan sebagai tempat memasang aksesori lain.
DSLR shoulder mount rig
Ada juga aksesori wajib seperti halnya dalam dunia fotografi, yaitu tripod. Bedanya, tripod untuk video tidak cocok kalau berjenis ballhead, melainkan pan head /fluid head untuk kemudahan saat pan dan tilt.

Aksesori kamera yang bergerak

Merekam video sambil bergerak akan menimbulkan kesan dinamis dan ini lebih menarik daripada video statis misal dengan tripod. Hanya saja gerakan yang dilakukan dengan tangan mungkin akan terlihat tidak mulus, maka itu perlu ada alat yang membantu kamera bergerak dengan mulus dan bisa diatur arahnya.
konova-dslr-slider
Umumnya aksesori gerakan ini berjenis slider, ada juga yang berupa dolly track (seperti ada rel kereta) dan porta-jib. Slider biasanya memiliki roda (bisa gerak ke segala arah), walau ada juga yang memakai gigi yang diputar pada sebuah poros (hanya gerak kiri ke kanan). Ada juga aksesori gabungan penstabil dan juga untuk gerakan kamera seperti glide cam.

Aksesori untuk hasil video lebih profesional

Tanpa tambahan aksesori kita juga tetap bisa membuat klip video dengan DSLR. Namun untuk hasil yang terlihat lebih profesional seperti klip film atau klip musik, maka perlu ada aksesori lain yang mendukung. Misalnya :

Follow focus

Lensa kamera DSLR memiliki sistem auto fokus yang cepat. Ini tentu dibutuhkan saat memotret namun jadi tidak cocok bila untuk rekam video. Dalam video, transisi  fokus idealnya perlahan dan halus, maka lebih cocok mengatur fokus secara manual dengan memutar ring fokus di lensa. Aksesori follow focus terdiri dari sebuah knob yang kita putar, lalu knob ini akan terhubung dengan ring manual fokus di lensa sehingga membantu kita saat mengatur fokus manual.

Matte box

Terletak di depan lensa, matte box berguna untuk menahan sinar dari samping supaya mencegah flare. Matte box juga bisa sebagai tempat untuk memasang filter. Dalam pembuatan film bioskop, kamera yang harganya sangat mahal juga pakai matte box.

Monitor

Mengetahui dengan jelas apa yang sedang direkam tentu adalah sangat penting, misalnya ketajaman dan warna. Layar LCD yang kecil bisa jadi kurang akurat untuk memastikan itu semua, maka ada baiknya kamera juga dihubungkan dengan monitor LCD tambahan yang biasanya terhubung via kabel HDMI atau analog composite. Bila tetap ingin melihat LCD kamera, ada juga aksesori magnifier yang bisa memperbesar tampilan LCD kamera, sekaligus menjadikan LCD sebagai viewfinder elektronik.

Lampu LED

Di tempat kurang cahaya, kita perlu tambahan lampu. Aksesori lampu LED sudah sangat baik saat ini, dengan panel yang tersusun atas banyak lampu dan punya warna cukup netral (sekitar 5600 K) dan terang. Lampu LED ini biasanya dipasang di hot shoe atau di rig.

Mic dan headphone

Urusan suara bukan sesuatu yang bisa disepelekan saat merekam video. Bunyi lingkungan sekitar, dialog subyek atau musik yang sedang direkam harus terdengar enak di telinga. Walau kamera umumnya sudah menyediakan mic stereo terpadu, tapi ada baiknya kita memasang mic eksternal yang terhubung ke bodi kamera via port mic. Dengan begitu kita bisa menentukan jenis mic yang sesuai (omni, shotgun atau clip-on) dan juga kualitasnya akan lebih baik. Headphone diperlukan untuk mendengar apa yang sedang direkam, ini penting karena tanpanya kita hanya bisa menebak kira-kira suara yang nanti direkam akan seperti apa.
Shoulder rig dengan monitor dan follow focus
Shoulder rig dengan monitor dan follow focus
Rig lengkap
Shoulder rig plus matte box dan follow focus






Lensa sapu jagad ambisius : Tamron 16-300mm f/3.5-6.3 VC PZD Macro


Walaupun enaknya memotret dengan kamera DSLR (atau mirrorless) adalah bisa berganti-ganti lensa, tapi ada juga orang yang lebih tertarik kalau bisa pakai satu lensa saja yang bisa mencakup kebutuhan wide sampai tele. Bagi mereka, lensa superzoom atau sapu jagad memang jadi opsi yang lebih cocok, apalagi kalau dibawa travelling. Lensa DSLR memang jarang yang punya rentang zoom panjang, bahkan dulu 18-200mm sudah tergolong istimewa. Tapi kini batasan itu mulai dilampaui, seperti lensa Sigma 18-270mm, Nikon 18-300mm yang bisa menjangkau lebih tele dari 200mm. Tapi Tamron yang baru muncul ini keren, fokal terpendeknya bisa mencapai 16mm yang relatif lebar (ekivalen 24mm di sensor APS-C). Rasio zoomnya adalah 18,8x yang sepertinya memecahkan rekor untuk lensa superzoom saat ini.
Berikut penampakan lensa Tamron 16-300mm f/3.5-6.3 VC PZD Macro :
tamron-16-300mm-f35-63g-di-ii-vc-pzd-macro-lens
Didalam lensa seharga 7 juta ini tersusun atas tiga elemen lensa Molded-Glass Aspherical, sebuah elemen lensa Hybrid Aspherical, dua elemen lensa LD (Low Dispersion), sebuah elemen lensa XR (Extra Refractive index) dan satu elemen baru yaitu UXR (Ultra-Extra Refractive Index) yang punya indeks refraksi lebih tinggi dari XR, dan bisa membuat ukuran lensa jadi lebih kecil.
Opini kami :
  • alternatif menarik dibanding Nikon 18-300mm bila tujuannya ingin lensa yang lebih terjangkau
  • dengan fokalnya yang cukup wide (16mm setara 24mm) menarik untuk dipakai memotret pemandangan dan interior
  • value produk sudah oke, karena ada VC (penstabil getaran), motor fokus PZD (halus dan cepat) serta bisa makro-makroan (1:2,9 dengan MFD 40cm)
  • kualitas optik termasuk standar, lensa sapu jagat tidak didesain untuk mengoptimalkan kualitas hasil tapi kepraktisan
  • desain baru lensa Tamron ini terlihat lebih pro, balutan warna hitam, tekstur dan gelang zoom - fokus desain baru
  • Tamron berhasil membuat lensa yang berukuran kecil (panjangnya 10cm) dan bobot ringan (1/2 kg) - setara dengan lensa Nikon 18-300mm generasi kedua
  • lensa ini cocok untuk all round lens, praktis buat jalan-jalan dan foto harian




Sony A77 mark II : SLT strikes back..


Sony kembali mengumumkan kehadiran kamera A77 mark II, sebuah kabar baik bagi pemakai lensa A-mount, dan yang merindukan kehadiran kamera non mirrorless. Kamera SLT kelas menengah ini menyempurnakan A77 dengan 79 titik AF – 15 diantaranya berjenis cross type (mengalahkan semua kamera DSLR), burst 12 fps, dan memakai sensor APS-C 24 MP. Yang menarik, lensa kit kamera A77 mark II ini adalah lensa 16-50mm f/2.8 yang termasuk lensa profesional. Layar LCD lipat di A77 mark II juga unik, karena punya banyak engsel sehingga bisa diputar untuk berbagai angle seperti low angle, high angle bahkan selfie yang lagi tren.

Spek dan fitur utama :
  • Exmor 24 MP APS-C
  • A mount, translucent mirror
  • 12 fps continuous shoot
  • advanced AF, 79 titik dengan 15 cross type
  • ISO 100-25.600
  • prosesor canggih : detail repro, diffraction red, area specific NR
  • bodi magnesium alloy weatherproof
  • layar LCD 3 inci bisa dilipat berbagai angle
  • jendela bidik OLED 2,4 juta dot

Komparasi dengan pesaing terdekat (Canon 70D dan Nikon D7100) :
Dari Photo Rumors
Dari Photo Rumors






Alpha A850, A550 dan A500 : bukti keseriusan Sony di dunia DSLR



Hari ini Sony meluncurkan sekaligus tiga produk DSLR baru sebagai bukti keseriusan mereka untuk fokus di dunia digital imaging. Sambutlah DSLR full frame ekonomis, Alpha 850 seharga 20 jutaan dan DSLR kelas menengah A550/A500 dengan harga dibawah 10 juta. Alpha A850 merupakan DSLR kelas profesional yang umumnya dipakai di studio, sementaraA500 ini termasuk kelas baru yang mengisi kekosongan antara A200/A300 dan A700. Seperti yang sudah diduga, jajaran kamera baru ini tetap tidak memiliki fitur HD movie karena Sony belum siap dalam mendesain auto fokus terbaik dalam mode video (lagipula fitur movie belum tentu diperlukan oleh para fotografer).
Sony A850 (credit : stevesdigicams)
Sony A850 (credit : stevesdigicams)
Berita baik bagi pecinta DSLR full frame. Bila harga Sony A900 (atau DSLR full frame merk lain) masih dirasa terlalu tinggi, maka A850 ini hadir menawarkan resolusi ekstra tinggi 24 MP dengan harga 20 jutaan saja. Tentu A850 ini kalah dalam kecepatan burst dan viewfinder coverage dibanding A900, tapi keduanya sama dalam urusan sensor (Exmor) dan prosesor (dual Bionz) sehingga menjamin kualitas hasil foto yang sama baiknya. Sebagai info, format full frame dengan resolusi 24 MP telah mulai menjadi alternatif murah untuk profesional yang selama ini mengandalkan digital-back (medium format), dengan kualitas yang hampir menyamai perangkat kamera ratusan juta itu. Sebagai lensa kitnya, Sony menawarkan lensa SAM 28-75mm f/2.8 bukaan konstan, meski untuk DSLR full frame tentu lebih mantap memakai lensa Zeiss.
Fitur utama A850 adalah :
  • sensor full frame, 24 MP
  • 9 titik AF utama dan 10 titik AF bantuan
  • sensor shift steady shot (tidak mudah lho, mendesain sistem stabilizer pada sensor sebesar ini)
  • LCD ukuran 3 inci resolusi tinggi
  • top status LCD
Kekurangan dari A850 setidaknya :
  • burst cuma 3 fps (namun pada resolusi maksimal 24 MP)
  • tanpa built-in flash (namun merk lain pun umumnya tanpa built-in flash)
  • tanpa live-view
Adapun A550/A500 menjadi produk menengah yang menarik terlebih karena produk A350/A380 yang tergolong kelas entry level tidak cukup mumpuni untuk bersaing dengan merk lain di kelas menengah yang sama-sama memakai sensor APS-C seperti Nikon D90 dan Canon 500D (Sony pun perlu meng-update A700-nya untuk bersaing dengan Nikon D300 dan Canon 50D). Sony A550 (14 MP) dan A500 (12 MP) juga hadir dengan live view khas Sony dan layar LCD lipat 3 inci, meski resolusi layar pada A550 jauh lebih tajam. Lagi-lagi, Sony tidak menawarkan fitur HD movie pada seluruh jajaran DSLRnya, termasuk di produk anyarnya ini. A550 dijual 9 jutaan dan A500 dijual 7 jutaan dengan lensa kit 18-55mm.
Sony A550 (credit : stevesdigicams)
Sony A550 (credit : stevesdigicams)
Fitur utama A550/A500 adalah :
  • sensor CMOS Exmor (APS-C), 1.5x crop factor
  • 9 titik AF dan auto fokus tercepat saat live view
  • steady shot
  • LCD lipat ukuran 3 inci resolusi tinggi
  • burst 7 fps (speed priority)
Kekurangan dari A550/A500 setidaknya :
  • tanpa top status LCD
  • AF assist lamp mengandalkan lampu kilat
Selain itu Sony juga meluncurkan lensa fix baru DT 30mm f/2.8 SAM macro khusus untuk sensor APS-C